MANOKWARI, LinkPapua.id – Kinerja ekspor Papua Barat dan Papua Barat Daya sama-sama mengalami penurunan pada Juni 2025. Meski begitu, kedua provinsi tetap mencatatkan surplus neraca perdagangan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Papua Barat pada Juni 2025 tercatat sebesar USD 259,40 juta. Angka ini turun 4,94 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD 272,87 juta.
“Bahan bakar mineral (HS27) merupakan golongan barang yang memiliki nilai ekspor terbesar di Papua Barat pada Juni 2025, yaitu sebesar USD 258,02 juta atau 99,47 persen dari total ekspor Papua Barat,” tulis BPS dalam laporan resmi dikutip LinkPapua.id, Minggu (3/8/2025).
Tiongkok menjadi negara tujuan ekspor utama Papua Barat dengan kontribusi terbesar. Nilai ekspornya tercatat sebesar USD 237,58 juta atau 91,59 persen dari total ekspor.
Pengiriman barang ekspor dilakukan melalui 4 pelabuhan laut dan 2 pelabuhan udara di wilayah Papua Barat. Tidak ada dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang masuk pada Juni 2025.
Dengan kondisi tersebut, neraca perdagangan Papua Barat mengalami surplus sebesar USD 259,40 juta. Surplus juga tercatat dari sisi volume sebesar 702,13 ribu ton.
Sementara itu, Papua Barat Daya mencatat penurunan ekspor yang lebih dalam dibanding Papua Barat. Nilai ekspornya turun 23,36 persen, dari USD 1,60 juta pada Mei menjadi USD 1,22 juta di Juni 2025.
“Ikan dan udang (HS03) merupakan golongan barang yang memiliki nilai ekspor terbesar di Papua Barat Daya pada Juni 2025, yaitu sebesar USD 1,13 juta atau 92,33 persen dari total ekspor Papua Barat Daya,” tulis BPS.
Tiongkok juga menjadi negara tujuan ekspor utama Papua Barat Daya. Nilai ekspor ke negara tersebut mencapai USD 0,31 juta atau 25,52 persen dari total ekspor.
Ekspor dari Papua Barat Daya dilakukan melalui 1 pelabuhan laut dan 2 pelabuhan udara. Sama seperti Papua Barat, tidak ada dokumen PIB yang masuk selama bulan laporan.
Meski ekspor melemah, neraca perdagangan Papua Barat Daya tetap surplus sebesar USD 1,22 juta. Secara volume, surplus tercatat sebesar 0,15 ribu ton. (*/red)