MANOKWARI, LinkPapua.id – Arlendo Notanobun, teman korban tenggelam Ahmad Rizaldi (15) siswa SMP Negeri 15 Rendani, menceritakan detik-detik saat dirinya berusaha menolong sahabatnya di laut Manokwari, Papua Barat. Ia mengaku sempat menggendong Rizal, tetapi merasa tubuh temannya ditarik kuat oleh arus laut.
“Saya sudah berusaha menolong Rizal dengan menggendong tapi saya rasa berat dan seperti ada yang menarik ke laut,” ujar Arlendo yang ikut ke lokasi pada hari kedua pencarian, Jumat (10/10/2025).
Arlendo mengatakan, dirinya bersama empat teman lainnya termasuk Rizal berenang di sekitar rumpun milik nelayan. Saat itu, kondisi ombak tinggi menyebabkan Rizal terseret arus hingga tenggelam.
Dalam pencarian hari kedua, Basarnas Manokwari mengerahkan sembilan anggota dengan perahu karet, tabung oksigen, dan perlengkapan menyelam. Operasi pencarian dimulai sejak pukul 06.00 WIT dibantu Polairud serta tim dari Polda Papua Barat.
Upaya pencarian terus dilakukan hingga pukul 09.30 WIT dan dilanjutkan kembali setelah jeda singkat. Sekitar pukul 09.45 WIT, kedua orang tua korban bersama tokoh agama ikut turun ke pantai untuk mencari. Mereka terus memanggil nama Rizal sambil berharap anaknya segera ditemukan.
“Rizal, Rizal ayok naik, naik kita pulang,” ujar ibu Rizal dengan suara bergetar di tepi pantai.
Keluarga korban juga menyampaikan terima kasih kepada Arlendo yang telah berusaha menolong sahabatnya.
“Kamu tidak usah takut bersalah karena tidak bisa menolong Rizal. Kami keluarga sangat berterima kasih karena kamu sudah berusaha mau menolong Rizal,” ujar keluarga Rizal kepada Arlendo.
Dukungan doa dan ritual adat turut dilakukan masyarakat sekitar selama pencarian. Warga adat Papua melepaskan nampan berisi pinang, sirih, kapur, dan sebungkus rokok sebagai bentuk penghormatan dan permohonan restu kepada alam.
Pencarian juga mengundang perhatian siswa dan guru SMP Negeri 15 Rendani yang datang ke lokasi. Mereka berharap Rizal segera ditemukan dan bisa kembali ke rumah.
Upaya pencarian dilakukan dengan metode penyelaman, snorkeling, serta penggunaan alat pendeteksi bawah air milik Basarnas. Tim gabungan dari Basarnas, Polairud, dan Polda Papua Barat juga dibantu oleh masyarakat sekitar.
Sesuai SOP Basarnas, operasi pencarian akan berlangsung selama tujuh hari. Setelah itu, pencarian akan dihentikan meski korban belum ditemukan.
Diberitakan sebelumnya, upaya pencarian terhadap Ahmad Rizaldi (15), siswa SMP Negeri 15 Rendani, Manokwari, Papua Barat, yang tenggelam di Teluk Sawaibu, masih terus dilakukan. Hingga Kamis (9/10/2025) sore, tim Basarnas Manokwari belum menemukan keberadaan korban.
“Pada hari pertama, kami melaksanakan operasi pencarian dengan melakukan penyisiran di atas permukaan air, penyelaman, dan snorkeling. Kami juga menggunakan alat elektronik berupa sonar untuk mendeteksi keberadaan korban di bawah permukaan air,” ujar Kepala Operasi Basarnas Manokwari, Reza Afriyanto.
Reza menjelaskan, laporan diterima pihaknya pada Kamis (9/10) pukul 12.46 WIT mengenai satu orang tenggelam di Teluk Sawaibu. Menindaklanjuti laporan itu, Basarnas langsung mengerahkan satu tim rescue berjumlah 14 personel untuk melakukan pencarian dan pertolongan.
Namun hingga pukul 17.15 WIT, hasil pencarian masih nihil. Reza menyebut operasi hari pertama terkendala cuaca buruk dengan angin kencang dan gelombang tinggi yang membuat air menjadi keruh.
“Ini yang menjadi kendala utama kami hari ini. Dengan kondisi air yang keruh, jarak pandang penyelam menjadi sangat terbatas,” jelasnya. (LP14/red)