25.6 C
Manokwari
Kamis, Agustus 7, 2025
25.6 C
Manokwari
More

    Bp-SKK Migas Fokus Wujudkan Program GOTA Stunting di Teluk Bintuni

    Published on

    TELUK BINTUNI, Linkpapua.com– Bp Tangguh dan SKK Migas terus mengupayakan terwujudnya program Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) Stunting di Distrik Tomu, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Program ini merupakan bagian dari komitmen Bp dalam mendukung upaya pemerintah menekan prevalensi stunting.

    Health Discipline Lead bp Indonesia Bambang Setiawan mengatakan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis selama 1.000 hari pertama kehidupan. Kondisi ini berisiko meningkatkan penyakit seperti diabetes, kanker, dan hipertensi di masa dewasa.

    Walaupun data Survei Status Gizi Indonesia (SGGI) tahun 2022 menunjukkan penurunan angka stunting secara nasional, namun di provinsi Papua Barat angka tersebut justru meningkat dari 26,2% di tahun 2021 menjadi 30,0% di tahun 20221.

    Pada bulan Juli 2023, sebanyak 604 balita dinyatakan mengalami stunting di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni. Upaya penurunan stunting menjadi salah satu fokus utama pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni sesuai Perpres No. 72 Tahun 2021, yang menekankan pendekatan holistik dan koordinasi antar pemangku kepentingan.

    Baca juga:  Kasus Korupsi Hibah, Ketua PBVSI Papua Barat Ditetapkan Tersangka dan Langsung Ditahan

    “Tangguh dan SKK Migas berpartisipasi dalam program GOTA Stunting di Taroy, Tomu-Ekam, dan Weriagar melalui program Tangguh Public Health yang juga meliputi program kesehatan ibu dan anak, kesehatan lingkungan, malaria, TB, dan HIV,” terang Bambang.

    Ia mengungkapkan, di Distrik Tomu, Tangguh melaksanakan GOTA Stunting di kampung Tomu, Adur, Ayot, Totitra, dan Ekam, dengan melanjutkan upaya yang sebelumnya dilakukan melalui kegiatan Dapur Gizi Distrik Tomu.

    Kegiatan GOTA Stunting meliputi pemberian makanan tinggi protein selama 42 hari kepada 33 balita stunting. Kegiatan ini dilaksanakan di balai Posyandu atau rumah kader, dengan pemantauan oleh fasilitator lapangan Tangguh dan staf Puskesmas, serta mencakup promosi kesehatan dan praktik cuci tangan pakai sabun sebelum makan.

    Salah satu balita peserta program yang berasal dari Kampung Tomu memiliki berat badan 7,3 kg dan tinggi badan 77,8 cm, atau dikategorikan sebagai stunting saat pertama kali mengikuti program ini, padahal dia sudah berusia 18 bulan.

    Baca juga:  Polresta Manokwari Berhasil Ungkap Prostitusi Online, 6 Tersangka Diamankan

    Selama mengikuti program, ibu dari balita ini aktif memberi makanan tambahan, menerima edukasi kesehatan, mempraktikkan pemberian makanan bergizi, serta rajin memeriksakan anaknya ke Posyandu.

    Selama tiga bulan, balita juga menerima pengobatan tuberkulosis (TB) yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan. Proses pengobatan ini didukung oleh kader dan pemerintah kampung yang memastikan sang anak mendapatkan pemeriksaan dan rujukan ke RSU Bintuni.

    Petugas gizi Puskesmas setempat berperan penting dalam memberikan edukasi dan nutrisi tambahan yang diperlukan, sementara fasilitator lapangan Tangguh rutin memantau perkembangan status gizinya.

    Hasil dari program GOTA Stunting ini sangat menjanjikan. Pada April 2024, setelah enam bulan mengikuti program, berat badan sang anak naik menjadi 10,5kg dan tinggi badan 81,4cm, dengan status gizi normal. Meskipun status gizinya telah membaik, upaya dan dukungan lintas sektor tetap diperlukan untuk memastikan perkembangan ini berkelanjutan.

    Baca juga:  Hindari Masalah Hukum, Pengusaha OAP Diminta Tertib Administrasi   

    “Keberhasilan penanganan stunting memerlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah distrik, kampung, Puskesmas, kader, tenaga fasilitator lapangan Tangguh, serta dukungan aktif keluarga. Kisah balita ini menunjukkan bahwa kerja sama yang baik dapat menghasilkan hasil yang luar biasa,” kata Bambang Setiawan.

    Pejabat Sementara Kepala Distrik Tomu, Bapak Parman, menyampaikan apresiasinya terhadap peran serta aktif bp dan SKK Migas dalam upaya penurunan stunting melalui program Tangguh Public Health.

    “Kami dari pihak distrik mengapresiasi peran bp dan SKK Migas melalui Tangguh Public Health yang telah berperan serta mengatasi mesalah stunting di distrik Tomu sebagai mitra pemerintah distrik, kampung, puskesmas serta pemerintah kabupaten Teluk Bintuni. Selanjutnya kami berharap kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan seperti ODF (Open Defecation Free) dan keberlanjutan program stunting,” ucap Parman.

    Semoga pengalaman ini menginspirasi dan mendorong pengembangan program serupa secara berkelanjutan, untuk mewujudkan generasi masa depan Papua yang lebih sehat dan cerdas.(rls/Red)

    Latest articles

    Kampung Pam-Yensawai Timur Jaga Kebersamaan lewat Laga Persahabatan Sepak Bola

    0
    RAJA AMPAT, LinkPapua.id - Kampung Pam dan Yensawai Timur di Raja Ampat, Papua Barat Daya, mempererat kebersamaan lewat laga persahabatan sepak bola. Pertandingan ini...

    More like this

    Kampung Pam-Yensawai Timur Jaga Kebersamaan lewat Laga Persahabatan Sepak Bola

    RAJA AMPAT, LinkPapua.id - Kampung Pam dan Yensawai Timur di Raja Ampat, Papua Barat...

    Pemkamp Reni Raja Ampat Salurkan Bantuan Motor Tempel hingga Dana Pendidikan

    RAJA AMPAT, LinkPapua.id - Pemerintah Kampung (Pemkamp) Reni, Distrik Kepulauan Ayau, Kabupaten Raja Ampat,...

    Exit Poll PSU Pilgub Papua: Mari-Yo Unggul 57 Persen

    JAYAPURA, LinkPapua.id - Pasangan calon gubernur Papua nomor urut 2, Mathius D Fakhiri-Aryoko Rumaropen...