25.3 C
Manokwari
Jumat, Agustus 8, 2025
25.3 C
Manokwari

Search for an article

More

    BPS-BRIN Kolaborasi Lakukan Kajian Kualitatif Pembangunan Ekonomi Hijau

    Published on

    MANOKWARI, Linkpapua.com – Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi melakukan kajian kualitatif pembangunan ekonomi hijau dan kondisi sosial demografi penduduk Indonesia, Kamis (10/11/2022).

    Kepala BPS Papua Barat, Maritje Pattiwaellapia, mengatakan alasan utama munculnya pembangunan ekonomi hijau didasari harapan akan pembangunan berkelanjutan, yang dibangun melalui pendekatan lebih terintegrasi dan komprehensif dengan penggabungan antara faktor sosial dan lingkungan dalam proses pertumbuhan ekonomi.

    “Praktik ekonomi ramah lingkungan ini bahkan didukung oleh adat dan budaya. Sebagai contoh dalam bentuk pantangan menebang pohon pala karena memiliki simbol sebagai seorang ibu,” kata Maritje.

    Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora (IPSH) BRIN, Ahmad Najib Burhani, mengatakan saat ini Indonesia dihadapkan pada tantangan sosial dan demografi.

    “Hasil sensus penduduk 2020 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan meskipun data menunjukkan laju pertumbuhan penduduk terjadi penurunan,” ungkapnya.

    Ahmad berujar, jika dilakukan penelaahan lebih mendalam, proyeksi penduduk memperlihatkan Indonesia akan masuk dalam populasi penduduk menua (aging population) serta mobilitas penduduk yang semakin tinggi.

    Sementara, Penjabat Gubernur Papua Barat diwakili Kepala Badan Riset dan Inovasi Dity PT RT RW Zataerah (BRID) Papua Barat, Charlie Heatubun, mengatakan komitmen Indonesia untuk  mengendalikan emisi gas rumah kaca melalui pembangunan  hijau merupakan hal penting. Hal ini dalam rangka mendukung keberhasilan arah kebijakan dan implementasi pembangunan berkelanjutan.

    “Tahun 2030 Indonesia bertujuan untuk  mengurangi emisi  CO2 sebesar 31,89 persen sambil  mempertahankan pertumbuhan PDB tahunan sebesar 7 persen untuk mendukung agenda ekonomi hijau,” ujarnya.

    Insiatif ini, kata dia, sejalan dengan  agenda global COP UNFCCC  ke-21 di Paris lalu yang menghasilkan kesepakatan  Nationally Determined Contribution (NDC).

    “Isinya mengatur dan memproyeksikan potensi  penurunan emisi  GRK dilakukan oleh para negara dalam kerangka waktu pasca-2020,” sebutnya. (LP3/Red)

    Latest articles

    Quick Count Pilgub Papua Versi Indikator, Fakhiri-Rumaropen Unggul Tipis

    0
    JAKARTA, LinkPapua.id - Pasangan nomor urut 2 Matius Fakhiri-Aryoko Rumaropen unggul tipis versi hasil quick count Pilgub Papua yang dirilis lembaga survei Indikator. Data...

    More like this

    665 Tahun Islam di Papua, Dua Wagub Hadiri Perayaan Akbar di Fakfak

    FAKFAK, LinkPapua.id - Dua wakil gubernur dari Papua Barat dan Papua Barat Daya menghadiri...

    Polres Fakfak dan Kesbangpol Gelar Sosialisasi Pencegahan Radikalisme kepada Paskibraka 2025

    FAKFAK, Linkpapua.id— Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia serta membentengi...

    Perayaan 665 Tahun Masuknya Islam ke Tanah Papua jadi Moment Penting Perkokoh Silaturahmi

    MANOKWARI, Linkpapua.id- Pemerintah Papua Barat bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat menggelar peringatan...
    Exit mobile version