26.3 C
Manokwari
Minggu, Agustus 10, 2025
26.3 C
Manokwari

Search for an article

More

    Dampak Gempa Rugikan Papua Barat Rp4 Triliun, Kepala BPBD: RPB Disusun untuk Tekan Risiko

    Published on

    MANOKWARI, LinkPapua.com – Gempa bumi yang mengguncang Papua Barat menyebabkan kerugian ekonomi hingga Rp4 triliun dan berdampak langsung terhadap 1,29 juta jiwa dalam kurun waktu 2020–2024. Menghadapi kondisi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat tengah memfinalisasi dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) 2025–2029 sebagai langkah strategis untuk menekan risiko bencana yang terus mengancam.

    Dokumen RPB dipastikan terintegrasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode kedua kepemimpinan Gubernur Dominggus Mandacan dan Wakil Gubernur Mohamad Lakotani (Doamu Jilid II). Penyusunannya dibahas dalam forum diskusi terfokus (FGD) yang digelar di Mansinam Beach Hotel, Manokwari, Selasa (6/5/2025).

    Asisten III Setda Papua Barat, Otto Parorongan, mengungkapkan, berdasarkan kajian risiko bencana tahun 2020–2024, Papua Barat menghadapi 13 jenis bencana. Gempa bumi disebut sebagai ancaman terbesar dengan jumlah penduduk terdampak tertinggi dan potensi kerugian paling besar.

    “Gempa bumi dengan jumlah penduduk terpapar dan potensi kerugian ekonomi tertinggi, yakni mencapai 1,29 juta jiwa dan terdiri dari Rp4 triliun,” ujarnya.

    Selain gempa, sekitar 40 persen wilayah Papua Barat juga rentan terhadap banjir dan longsor, khususnya di Manokwari, Manokwari Selatan, Fakfak, Pegunungan Arfak, Teluk Wondama, dan Teluk Bintuni. Indeks Risiko Bencana (IRBI) Papua Barat 2025 pun masih berada pada kategori sedang hingga tinggi.

    Kepala BPBD Papua Barat, Derek Ampnir, menuturkan RPB disusun sebagai dokumen milik bersama yang tidak hanya memetakan risiko, tetapi juga menjadi panduan konkret dalam memitigasi dan menanggulangi bencana.

    Menurutnya, Papua Barat memiliki tingkat kerentanan bencana yang sangat tinggi. Jika tidak diantisipasi, hal ini akan menghambat pembangunan infrastruktur.

    “Contohnya, jika ingin bangun ketahanan pangan, maka perlu dilakukan kajian dampak lingkungan atau pengaruh alam terhadap pembangunan tersebut,” katanya.

    Lebih lanjut, Derek menerangkan RPB ini menyusun langkah-langkah nyata untuk mengatasi dampak bencana. Dokumen digodok lebih detail dengan melihat semua potensi risiko.

    “Kita sudah punya rencana dalam RPB lalu dan dokumen ini digodok lebih detail mengenai resiko-resiko dan rencana penanggulangan,” ucapnya.

    FGD ini juga menghadirkan masukan dari berbagai pihak, seperti akademisi, BMKG, hingga tim Basarnas untuk memperkaya isi dokumen. Derek menilai, kolaborasi ini penting demi menyempurnakan strategi penanggulangan bencana di Papua Barat.

    “Tentunya semakin banyak dihimpun masukan dan saran akan semakin memperdalam rencana penanggulangan bencana serta mewujudkan tindakan kesadaran dalam melakukan pencegahan,” tuturnya. (LP14/red)

    Latest articles

    Tak Khawatir Biaya, Warga Manokwari Sembuh dari Malaria Berkat Program JKN

    0
    MANOKWARI, LinkPapua.id - Wellem Rumwaropen (57), warga Manokwari, Papua Barat, tak perlu pusing memikirkan biaya saat dirawat akibat malaria. Dia sembuh berkat layanan program...

    More like this

    Tak Khawatir Biaya, Warga Manokwari Sembuh dari Malaria Berkat Program JKN

    MANOKWARI, LinkPapua.id - Wellem Rumwaropen (57), warga Manokwari, Papua Barat, tak perlu pusing memikirkan...

    Sambut HUT ke 80 RI, Polres Manokwari Selatan Bagikan 800 Bendera Merah Putih kepada Pengguna Jalan

    MANOKWARI SELATAN, Linkpapua.id- Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Kepolisian...

    HUT Ke-21 IFM, Pemprov Papua Barat Apresiasi Peran Perempuan Maybrat Tingkatkan Ekonomi

    MANOKWARI, LinkPapua.id - Pemprov Papua Barat mengapresiasi peran perempuan Maybrat dalam mengembangkan UMKM. Pujian...
    Exit mobile version