BANDAR LAMPUNG, LinkPapua.id – Ketum PWI Pusat Akhmad Munir mengingatkan jurnalis untuk menjauhi praktik copy paste dan hoaks yang dapat merusak kredibilitas profesi. Ia menegaskan wartawan harus memperkuat integritas dan kualitas di tengah perubahan ekosistem media.
“Apa yang harus dilakukan dalam beradaptasi pertama menjaga integritas dan kualitas wartawan. Artinya wartawan harus makin memperkuat jati diri profesional dengan menguatkannya dengan kaidah-kaidah jurnalistik,” ujarnya di sela Pekan Pendidikan Wartawan PWI Lampung di Bandar Lampung, Senin (17/11/2025).
Munir mengatakan wartawan wajib mengedepankan ketelitian dan akurasi dalam setiap karya jurnalistik. Ia menegaskan verifikasi data menjadi kunci menjaga kualitas pemberitaan.
“Kemudian, wartawan juga harus mencari fakta yang akurat, memverifikasi data dari sumber yang kredibel atau dapat dipercaya sehingga karya-karyanya juga memeriksa dan berdasarkan kaidah-kaidah jurnalistik,” katanya.
Ia mengingatkan jurnalis untuk tidak terjebak praktik menjiplak karya atau bergantung pada informasi tanpa dasar yang kuat. Munir menilai penggunaan AI boleh dilakukan selama hanya sebagai alat bantu.
“Jangan sampai wartawan itu ikut penyakit seperti copy paste atau menjiplak karya lain, memakai AI dan katanya-katanya. Pakai teknologi AI itu boleh digunakan tapi sebagai alat bantu tools wartawan,” tegasnya.
Munir juga menekankan peran PWI dalam menjaga nilai kebangsaan di tengah era disrupsi teknologi. Ia meminta seluruh insan pers tetap memegang prinsip persatuan dan nilai perjuangan.
“PWI harus terus tegak kepada menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), persatuan dan kesatuan dengan tetap memegang nilai-nilai perjuangan yang selama ini diperjuangkan,” ucapnya.
Ia menegaskan jurnalis harus menjadi garda terdepan melawan hoaks dan informasi menyesatkan. Menurutnya, penyebaran berita bohong harus dilawan dengan karya jurnalistik yang kredibel.
“Oleh karena itu wartawan harus melawan berita-berita yang tidak benar, anti hoaks, disinformasi apalagi fitnah dan berita bohong harus dilawan,” tuturnya.
Munir turut menyoroti tekanan yang dihadapi perusahaan pers akibat perkembangan teknologi yang cepat. Ia mengungkapkan PWI bersama asosiasi pers sedang memperjuangkan insentif pajak bagi industri media.

“Maka dari itu kami sedang meminta kepada pemerintah bagaimana perusahaan pers dapat insentif dari perpajakan. Ini kita sedang berjuang dan bersama-sama dengan asosiasi pers lainnya meminta pemerintah khususnya kepada Dirjen Pajak agar perusahaan media dapat insentif itu,” jelasnya.
Gubernur Lampung Rahmad Mirzani Djausal mengatakan jurnalis memiliki peran besar dalam memperkenalkan potensi daerah. Ia menilai berita akurat dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi.
“Dengan berita-berita yang akurat jurnalis dapat membantu daerah memperkenalkan produk unggulannya agar para pengusaha ingin berinvestasi di provinsi ini, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.
Ketua PWI Lampung Wirahadikusumah menilai Pekan Pendidikan Wartawan penting digelar karena Lampung terus berkembang dan jumlah wartawannya meningkat. Ia menyebut PWI Lampung kini menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia.
“Jumlah anggota PWI Lampung kini salah satu yang tertinggi bahkan mungkin tertinggi di Indonesia. Hal itu dilihat dari kongres persatuan PWI dimana jumlah suara kami sama dengan Jawa Barat yakni 5 suara,” sebutnya. (*/red)
