MANOKWARI, LinkPapua.id – Sembilan anggota DPR Papua Barat dari jalur otonomi khusus (otsus) akhirnya resmi dilantik setelah mengalami keterlambatan selama setahun. Pengucapan sumpah jabatan berlangsung dalam rapat paripurna masa persidangan III di Hotel Aston Niu, Manokwari, Senin (6/10/2025).
Ketua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor berharap para anggota DPR jalur otsus benar-benar menjalankan amanah rakyat Papua. Dia menegaskan bahwa keberadaan mereka harus menjadi sarana utama dalam menyerap dan memperjuangkan aspirasi orang asli Papua (OAP).
Dia berharap anggota DPR jalur otsus benar-benar dapat menyerap aspirasi OAP. Menurutnya, mekanisme pengangkatan otsus merupakan keterwakilan OAP diharapkan tugas dan fungsi itu dapat benar-benar diimplementasikan.
Wonggor menjelaskan pelantikan anggota DPR jalur otsus ini seharusnya dilakukan bersamaan dengan pelantikan anggota DPR dari partai politik. Namun, proses tersebut tertunda akibat adanya gugatan hukum yang baru diselesaikan pada 2025.
“Sesuai aturan dan waktu seharusnya pelantikan anggota DPR dilakukan bersama-sama namun karena adanya gugatan mengakibatkan keterlambatan,” kata Wonggor.
Dia menambahkan ke depan pelantikan anggota DPR jalur otsus dan jalur politik sebaiknya dilakukan serentak agar tidak terjadi kesenjangan masa jabatan. Dia menegaskan pelantikan kali ini merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota dewan.
“Keputusan yang diambil oleh DPR merupakan kesepakatan dari seluruh anggota dewan baik jalur partai politik maupun jalur otsus,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris DPR Papua Barat Hendra M Fatubun membacakan Surat Keputusan (SK) Nomor 100.2.1.4-3620 Tahun 2025 tentang peresmian pengangkatan anggota DPRP Papua Barat melalui mekanisme otsus sisa masa jabatan 2024-2029. SK tersebut merujuk pada hasil seleksi panitia dan keputusan pengadilan yang menolak gugatan para pihak.
Adapun sembilan anggota DPRP Papua Barat jalur otsus yang dilantik, yakni Hasani Ulman dan Frids Bernard Indouw (Manokwari), Lusia Imakulata Hegemur dan Badarudin Heremba (Fakfak), Mudasir Bogra (Kaimana), Agustinus Orocomna (Teluk Bintuni), Sarlota Salomina Matani (Teluk Wondama), Maurits Saiba (Pegunungan Arfak), dan Frengki Mandacan (Manokwari Selatan). (LP14/red)