26.5 C
Manokwari
Sabtu, September 27, 2025
26.5 C
Manokwari
More

    Melihat Kemeriahan Grebek Syawal di Teluk Bintuni

    Published on

    BINTUNI, linkpapua.com- Indonesia memiliki keragaman budaya dan tradisi. Tradisi ini bertahan turun temurun hingga kini.

    Salah satu tradisi biasanya dilakukan ketika Hari Raya Idul Fitri tiba yaitu Grebeg Syawal. Umumnya, tradisi dari kraton Yogya ini digelar dan menjadi bagian dari sedekah rakyat.

    Tradisi serupa dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Yakni Grebeg Syawal, Grebeg Besar dan Grebeg Mulud.

    Dikutip dari laman Keraton Yogyakarta, Grebeg Mulud digelar setiap 12 Rabiul Awal (Mulud) memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, Grebeg Syawal biasa digelar pada 1 Syawal untuk menandai berakhirnya bulan puasa, sedangkan Grebeg Besar tepatnya tanggal 10 Dzulhijah (Besar) biasanya diperingati pada momentum Hari Raya Idul Adha.

    Baca juga:  17 Jenazah Korban Kebarakan di THM Double O Sudah Diidentifikasi, Sampel DNA Dikirim ke Jakarta

    Kali ini Grebeg Syawal dilakukan oleh seluruh masyarakat asli Jawa yang berada di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat. Hajatan kali ini digandengkan dengan perayaan HUT ke-10 Pakuwojo di daerah itu.

    Kegiatan budaya tersebut dirangkaikan dengan kirab gunungan hasil bumi yang dilepas oleh Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw dari gelanggang Argosigemerai SP 5 sampai di area Pendopo Pakuwojo Bintuni, Selasa (10/5/2022).

    Baca juga:  Allowisius Arfa dan Falentina Nafurbenan, Anggota Paskibraka Nasional Kembali ke Teluk Bintuni

    “Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, ya saya dan keluarga juga menyampaikan mohon maaf lahir batin untuk kita semua,” ungkap Kasihiw saat melepas rombongan kirab gunungan.

    Petrus Kasihiw juga mengajak warga masyarakat Tanah Sisar Matiti untuk tetap menjaga tali persaudaraan persatuan dan kesatuan dengan beragam keyakinan, suku, ras, budaya. Kata dia, keragaman ini merupakan anugerah dari Tuhan.

    Baca juga:  Beasiswa Rp4 Miliar tak Kunjung Cair, Legislator Bintuni Turut Prihatin

    “Di mana bumi dipijak di situ langit kita junjung,” pungkasnya.

    Dari pantauan media ini terlihat sejumlah gunungan dari beragam kuliner khas Jawa dipikul dan dikirab menggunakan kayu. Kegiatan budaya ini juga dimeriahkan kesenian adat suku Jawa, seperti reog, kuda lumping, dan Persaudaraan Setia Hati Terate menuju area Pendopo Pakuwojo jalan raya Awarepi, Teluk Bintuni. (LP5/red)

    Latest articles

    Progres Sudah 60%, Pemprov Papua Barat Dukung Pembangunan Gereja GPDP di...

    0
    MANSEL, LinkPapua.id - Pembangunan Gedung Gereja GPDP Jemaat Getsemani Inden I Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel), kini sudah mencapai 60 persen. Pemprov Papua Barat...

    More like this

    Progres Sudah 60%, Pemprov Papua Barat Dukung Pembangunan Gereja GPDP di Mansel

    MANSEL, LinkPapua.id - Pembangunan Gedung Gereja GPDP Jemaat Getsemani Inden I Ransiki, Kabupaten Manokwari...

    Norman Ingatkan Dinas Pendidikan Soal Penggantian Biaya Pendaftaran Siswa Baru

    MANOKWARI, Linkpapua.id- Dalam pembahasan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara(KUA-PPAS) APBD-P 2025, Anggota DPRK...

    Polda NTT Periksa Plt Direktur Perusda Bintuni di Kasus BBM Ilegal

    TELUK BINTUNI, LinkPapua.id - Polda NTT memeriksa Plt Direktur Perusda Bintuni Maju Mandiri (BMM),...