MANOKWARI, LinkPapua.id – Kinerja ekspor Papua Barat dan Papua Barat Daya sama-sama mencatat kenaikan pada Juli 2025. Kedua provinsi juga berhasil membukukan surplus neraca perdagangan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Papua Barat pada Juli 2025 naik 8,61 persen dibanding Juni 2025. Angkanya meningkat dari USD 259,40 juta menjadi USD 281,73 juta.
“Bahan bakar mineral (HS27) merupakan golongan barang yang memiliki nilai ekspor terbesar di Papua Barat pada Juli 2025, yaitu sebesar 276,70 juta USD atau 98,21 persen dari total ekspor Papua Barat,” tulis BPS dalam laporan resminya dikutip LinkPapua.id, Kamis (4/9/2025).


Tiongkok menjadi negara tujuan ekspor utama Papua Barat. Nilainya mencapai USD 144,71 juta atau berkontribusi 51,37 persen.
Pengiriman barang ekspor dilakukan melalui 3 pelabuhan laut dan 1 pelabuhan udara. Tidak ada dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang masuk selama Juli 2025.


Dengan kondisi itu, neraca perdagangan Papua Barat mengalami surplus sebesar USD 281,73 juta. Dari sisi volume, surplus tercatat sebesar 647,90 ribu ton.
Sementara Papua Barat Daya mencatat pertumbuhan ekspor lebih tinggi dibanding Papua Barat. Nilai ekspornya naik 13,95 persen, dari USD 1,22 juta pada Juni menjadi USD 1,39 juta di Juli 2025.
“Ikan dan udang (HS03) merupakan golongan barang yang memiliki nilai ekspor terbesar di Papua Barat Daya pada Juli 2025, yaitu sebesar 1,38 juta USD atau 98,76 persen dari total ekspor Papua Barat Daya,” tulis BPS.
Tiongkok juga menjadi negara tujuan ekspor terbesar Papua Barat Daya. Nilai ekspornya mencapai USD 0,50 juta atau berkontribusi 35,93 persen.
Ekspor dari Papua Barat Daya dikirim melalui 1 pelabuhan laut dan 2 pelabuhan udara. Sama halnya dengan Papua Barat, tidak ada dokumen PIB yang masuk selama bulan laporan.
Dengan capaian tersebut, neraca perdagangan Papua Barat Daya surplus sebesar USD 1,39 juta. Dari sisi volume, surplus tercatat sebesar 0,19 ribu ton. (*/red)























