MANOKWARI, LinkPapua.id – Ketua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor mendukung peralihan status Sekolah Tinggi Theologia (STT) Erikson Tritt menjadi universitas. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) di kampus STT Erikson Tritt, Sabtu (20/9/2025).
“Saya sebagai Ketua DPR Papua Barat berkomitmen untuk mendukung peralihan status tersebut dan saya akan mengupayakan dan bahas dalam rapat dewan,” ujar Wonggor.
Menurut Wonggor, STT Erikson Tritt merupakan sekolah Kristen yang layak ditingkatkan statusnya agar menghasilkan lulusan sarjana dengan nilai spiritual. Dia menilai kampus lain yang lebih muda justru sudah lebih dulu naik status menjadi universitas.
“Sekolah ini sudah lama, namun belum juga naik tingkat menjadi universitas, sedangkan perguruan tinggi lain yang lebih muda justru telah lebih dulu menjadi universitas,” katanya.
Dia menyebut mayoritas mahasiswa STT Erikson Tritt adalah orang asli Papua (OAP). Menurutnya, peningkatan status kampus ini akan berdampak besar pada kesejahteraan OAP.
Wonggor berkomitmen mendorong peralihan status melalui anggaran perubahan 2025. Jika tidak mencukupi, dia memastikan tetap mengupayakan anggaran masuk dalam induk 2026.
“Sekolah ini telah banyak menghasilkan lulusan yang mengabdi untuk Papua Barat. Banyak lulusan dari sini yang menduduki tempat strategis seperti DPR, bupati hingga kepala persekutuan gereja,” tuturnya.
Wonggor menambahkan pendidikan agama bisa membentuk pribadi religius dengan dedikasi tinggi. Ia menekankan sektor pendidikan menjadi prioritas di Papua Barat dan butuh dukungan lintas sektor.
“Sektor pendidikan juga memberi kontribusi dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Olehnya, sarana dan prasarana pendidikan harus dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Ketua STT Erikson Tritt Manokwari George Rumbekwan mengatakan syarat peralihan status membutuhkan peningkatan sarana dan prasarana. Salah satunya menambah program studi baru.
“Kami sudah membahas dan akan ditambahkan lima prodi dimana kelimanya merupakan prodi yang belum ada di perguruan tinggi di Manokwari,” ucapnya.
George menyebut lima prodi itu yakni sistem dan teknologi informasi, kecerdasan buatan, proteksi tanaman, ilmu pemerintahan, serta PG-Paud. Ia menuturkan, satu prodi membutuhkan biaya Rp500 juta.
“Sehingga jika lima prodi membutuhkan anggaran Rp2,5 miliar. Olehnya kami membutuhkan bantuan dari banyak pihak dalam rencana pengembangan sekolah ini,” ungkapnya.
George menambahkan proses peralihan status juga butuh dukungan jejaring perguruan tinggi di luar daerah. Ia berharap ada bantuan dari pihak yang memiliki akses ke kampus dalam maupun luar negeri.
“Kita sadari bahwa untuk beralih status membutuhkan bantuan dan dorongan pihak luar. Olehnya, kami meminta bantuan pihak-pihak yang memiliki channel di beberapa kampus di Indonesia dan di luar negeri,” terangnya.
Menurutnya, STT Erikson Tritt sebagai kampus di Kota Injil Manokwari harus mendapat perhatian khusus. Ia menegaskan lulusan kampus ini akan berdampak pada kemajuan daerah dengan sikap religius yang kuat. (LP14/red)











