27.9 C
Manokwari
Senin, Desember 8, 2025
27.9 C
Manokwari
More

    Melihat Kemeriahan Grebek Syawal di Teluk Bintuni

    Published on

    BINTUNI, linkpapua.com- Indonesia memiliki keragaman budaya dan tradisi. Tradisi ini bertahan turun temurun hingga kini.

    Salah satu tradisi biasanya dilakukan ketika Hari Raya Idul Fitri tiba yaitu Grebeg Syawal. Umumnya, tradisi dari kraton Yogya ini digelar dan menjadi bagian dari sedekah rakyat.

    Tradisi serupa dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Yakni Grebeg Syawal, Grebeg Besar dan Grebeg Mulud.

    Dikutip dari laman Keraton Yogyakarta, Grebeg Mulud digelar setiap 12 Rabiul Awal (Mulud) memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, Grebeg Syawal biasa digelar pada 1 Syawal untuk menandai berakhirnya bulan puasa, sedangkan Grebeg Besar tepatnya tanggal 10 Dzulhijah (Besar) biasanya diperingati pada momentum Hari Raya Idul Adha.

    Baca juga:  Soal Kerusakan Jalan di Dataran Isim, Warga Sebut PT Megapura tak Peduli

    Kali ini Grebeg Syawal dilakukan oleh seluruh masyarakat asli Jawa yang berada di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat. Hajatan kali ini digandengkan dengan perayaan HUT ke-10 Pakuwojo di daerah itu.

    Kegiatan budaya tersebut dirangkaikan dengan kirab gunungan hasil bumi yang dilepas oleh Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw dari gelanggang Argosigemerai SP 5 sampai di area Pendopo Pakuwojo Bintuni, Selasa (10/5/2022).

    Baca juga:  PAN Teluk Bintuni Suarakan Pemilu Damai: Jangan Ada Polarisasi

    “Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, ya saya dan keluarga juga menyampaikan mohon maaf lahir batin untuk kita semua,” ungkap Kasihiw saat melepas rombongan kirab gunungan.

    Petrus Kasihiw juga mengajak warga masyarakat Tanah Sisar Matiti untuk tetap menjaga tali persaudaraan persatuan dan kesatuan dengan beragam keyakinan, suku, ras, budaya. Kata dia, keragaman ini merupakan anugerah dari Tuhan.

    Baca juga:  300 Paket Sembako untuk Warga 6 Distrik dari Tim PKK Teluk Bintuni

    “Di mana bumi dipijak di situ langit kita junjung,” pungkasnya.

    Dari pantauan media ini terlihat sejumlah gunungan dari beragam kuliner khas Jawa dipikul dan dikirab menggunakan kayu. Kegiatan budaya ini juga dimeriahkan kesenian adat suku Jawa, seperti reog, kuda lumping, dan Persaudaraan Setia Hati Terate menuju area Pendopo Pakuwojo jalan raya Awarepi, Teluk Bintuni. (LP5/red)

    Latest articles

    KAPP Raja Ampat Genjot Digitalisasi Usaha Usai Terima Bantuan Pusat

    0
    RAJA AMPAT, LinkPapua.id - Kamar Adat Pengusaha Papua (KAPP) Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, berkomitmen mempercepat proses digitalisasi organisasi dan memperkuat layanan pendampingan...

    More like this

    KAPP Raja Ampat Genjot Digitalisasi Usaha Usai Terima Bantuan Pusat

    RAJA AMPAT, LinkPapua.id - Kamar Adat Pengusaha Papua (KAPP) Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat...

    DAP Bintuni Ingatkan Warga Jaga Keamanan Jelang Tutup Tahun

    TELUK BINTUNI, LinkPapua.id - Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat,...

    Ketua Lapepa Teluk Bintuni: Warga Jangan Terpecah Isu

    TELUK BINTUNI, LinkPapua.id - Ketua Lembaga Adat Perempuan Papua (Lapepa) Kabupaten Teluk Bintuni, Papua...