PEGAF, LinkPapua.id – Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Papua Barat, digembok sebagai bentuk protes atas dualisme jabatan kepala dinas. Aksi itu dilakukan untuk meminta perhatian Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan dan Bupati Pegaf Dominggus Saiba agar segera turun tangan.
“Dua gembok itu bukan pemalangan, tetapi kami pasang sebagai simbol karena ada dua kepala dinas di Dinas Kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pegaf, Andarius Saroi, Kamis (9/10/2025).
Andarius mengaku dirinya merupakan kepala dinas definitif yang telah menjabat selama tujuh bulan. Namun, dia merasa tidak diakui karena muncul penunjukan pejabat pelaksana tugas (Plt) kepala dinas oleh pemerintah daerah.
“Ada dua kepemimpinan, yaitu ada Plt dan kepala dinas definitif,” ujarnya.
Menurut Andarius, pemasangan gembok itu bukan untuk menghalangi pelayanan, melainkan simbol protes agar ada solusi atas kisruh kepemimpinan di instansinya. Ia menilai kondisi ini perlu segera dimediasi oleh pimpinan daerah.
“Kami minta Gubernur Papua Barat agar turun menyelesaikan masalah dualisme kepala Dinas Kesehatan di Pegunungan Arfak,” tuturnya.
Andarius menyebut telah menempuh berbagai langkah untuk mencari keadilan. Ia mengaku sudah melapor ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) Region XIV, Ombudsman Papua Barat, hingga Bupati Pegaf.
“Dualisme ini menyebabkan program kerja tahun ini tidak maksimal dijalankan, bahkan berpotensi terdapat kelangkaan obat-obatan karena stok obat telah habis,” beber Andarius.
Dia memperingatkan kondisi itu bisa berdampak besar terhadap layanan kesehatan di 10 distrik dan ratusan kampung di Pegaf. Ia juga menyinggung belum adanya realisasi anggaran di tengah tahun anggaran yang hampir berakhir.
“Soal anggaran sampai saat ini belum tersentuh, sementara beberapa bulan ke depan sudah memasuki akhir pertanggungjawaban anggaran tahun 2025,” bebernya.
LinkPapua.id mengonfirmasi Bupati Pegaf Dominggus Saiba mengenai hal ini. Namun, Saiba belum memberikan keterangan. (*/red)
