28.4 C
Manokwari
Selasa, Agustus 5, 2025
28.4 C
Manokwari
More

    Inflasi Papua Barat dan Papua Barat Daya di Juli 2025, Ini Rinciannya!

    Published on

    MANOKWARI, LinkPapua.id – Dua provinsi di tanah Papua kembali mencatat inflasi pada Juli 2025. Inflasi terjadi baik di Papua Barat maupun Papua Barat Daya, meskipun dengan tingkat yang berbeda.

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi year on year (y-on-y) Papua Barat sebesar 0,43 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) wilayah ini tercatat sebesar 108,55.

    “Pada Juli 2025 terjadi inflasi y-on-y Provinsi Papua Barat sebesar 0,43 persen dengan IHK sebesar 108,55l,” tulis BPS dalam laporan resmi dikutip LinkPapua.id, Minggu (3/8/2025).

    Kenaikan harga ini dipengaruhi hampir seluruh kelompok pengeluaran masyarakat. Tertinggi berasal dari sektor pendidikan, penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta perawatan pribadi.

    Baca juga:  Penerbangan di Papua Barat Turun 13,69 Persen Agustus 2023

    Kelompok pendidikan tercatat naik sebesar 6,17 persen, diikuti kelompok restoran 3,65 persen, dan jasa lainnya 4,41 persen. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya juga naik 2,50 persen.

    Sementara itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat naik 0,10 persen. Perumahan dan bahan bakar rumah tangga naik 0,19 persen, dan sektor kesehatan naik 0,22 persen.

    BPS juga mencatat inflasi month to month (m-to-m) Papua Barat sebesar 1,24 persen. Sedangkan inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,57 persen.

    Baca juga:  Termasuk Papua Barat, Kemendagri Atensi 10 Provinsi dengan Tingkat Inflasi Tertinggi

    Sementara itu, di Papua Barat Daya, inflasi y-on-y tercatat lebih tinggi yakni 0,96 persen. IHK provinsi termuda ini berada di angka 106,24.

    “Pada Juli 2025, inflasi y-on-y Provinsi Papua Barat Daya sebesar 0,96 persen dengan IHK sebesar 106,24,” tulis BPS.

    Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sorong Selatan sebesar 2,45 persen dengan IHK 111,41. Inflasi terendah tercatat di Kota Sorong sebesar 0,57 persen dengan IHK 105,76.

    Kelompok penyumbang inflasi terbesar di Papua Barat Daya berasal dari sektor kesehatan sebesar 2,61 persen. Kemudian disusul perawatan pribadi (3,46 persen) dan restoran (2,22 persen).

    Baca juga:  Papua Barat Siapkan Seragam dan Beasiswa untuk Siswa OAP Tak Mampu

    Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya juga tercatat naik 1,61 persen. Sedangkan sektor transportasi naik sebesar 1,00 persen.

    Kenaikan juga terjadi pada makanan dan minuman sebesar 1,12 persen, serta pakaian dan alas kaki sebesar 1,57 persen. Sektor perlengkapan rumah tangga juga naik 0,51 persen.

    Papua Barat Daya mencatat inflasi m-to-m sebesar 0,71 persen. Sementara inflasi y-to-d per Juli 2025 sebesar 0,84 persen. (*/red)

    Latest articles

    Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat Gesit, Capai 3 Kali Lipat Dibanding Papua...

    0
    MANOKWARI, LinkPapua.id - Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada semester I 2025 tercatat jauh lebih gesit dibanding Papua Barat Daya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat...

    More like this

    Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat Gesit, Capai 3 Kali Lipat Dibanding Papua Barat Daya

    MANOKWARI, LinkPapua.id - Pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada semester I 2025 tercatat jauh lebih...

    Bupati Bintuni Serahkan SK ke 439 PPPK: Harus Profesional dan Berintegritas

    TELUK BINTUNI, LinkPapua.id - Sebanyak 439 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di lingkungan...

    Bupati Hermus Harap GOW Manokwari Jadi Mitra Strategis dan Penopang Pembangunan Daerah

    ‎MANOKWARI, Linkpapua.id-Bupati Manokwari, Hermus Indou, secara resmi melantik Pengurus Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten...