MANOKWARI, LinkPapua.id – Hutan mangrove di Teluk Bintuni, kawasan Pegunungan Arfak (Pegaf), dan Teluk Triton di Kaimana ditargetkan jadi ikon wisata unggulan Papua Barat. Tiga kawasan itu disebut sudah dikenal dunia dan punya nilai jual tinggi.
“Tiga titik itu yang memang menjadi objek unggulan yang dikembangkan agar ke depan kita juga punya ikon pariwisata unggul di Papua Barat. Mengapa tiga titik ini? Karena memang tiga tempat ini telah memiliki nilai dan dikenal dunia,” kata Ketua Bapemperda DPR Papua Barat Amin Ngabali usai rapat terkait raperdasi rencana induk kepariwisataan (RIP) di Hotel Vitta Niu, Manokwari, Rabu (1/10/2025).
Amin menyebut hutan mangrove Bintuni merupakan yang terbesar kedua di dunia. Potensi ini sudah diakui secara internasional sehingga bisa menjadi daya tarik utama wisata mangrove.


Kawasan Pegaf juga memiliki keunggulan dengan suhu dingin khas dan keindahan Danau Anggi Giji serta Anggi Gida. Dia menilai potensi itu sangat layak didorong sebagai wisata unggulan.
Kemudian, Teluk Triton di Kaimana juga masuk daftar prioritas. Kawasan ini sudah dikenal dunia dan memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih lanjut.


Amin menambahkan pengembangan pariwisata tak hanya fokus pada tiga kawasan tersebut. Ada pula pantai Amban yang dikenal sebagai ikon surfing dunia dan wisata kampung Kwau yang baru diresmikan.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Papua Barat Eduard Toansiba menyatakan pihaknya siap menindaklanjuti usulan Bapemperda. Dia menyebut catatan dan masukan yang ada akan menjadi dasar penyusunan program.
“Saran dan masukan telah kami terima dan catatan-catatan ini akan menjadi pertimbangan ketika kami akan membuat program dalam upaya pengembangan kepariwisataan,” ucapnya.
Toansiba berharap raperdasi RIP segera disahkan. Menurutnya, aturan itu akan menjadi pedoman pengembangan pariwisata pada 2026 sesuai RPJMD.
“Dengan berpisah Papua Barat dan Papua Barat Daya, tentu banyak memisahkan kawasan-kawasan pariwisata yang kita miliki. Raperdasi inilah yang menjadi acuan dasar hukum dalam pengembangan kepariwisataan,” terangnya.
Menurutnya, Pegaf dan Kaimana tetap diprioritaskan dalam RPJMD. Sementara di Manokwari, fokus diarahkan pada pengembangan situs-situs keagamaan. (LP14/red)























