RAJA AMPAT, LinkPapua.id – Studi tiru Disperindag Kabupaten Raja Ampat ke Yogyakarta dinilai tak memberi dampak nyata pada pengelolaan Pasar Baru Snon Bukor. Pedagang menilai kondisi pasar tetap sama meski anggaran daerah telah digelontorkan.
Hingga kini, keluhan pedagang dan pelaku usaha di pasar itu terus bermunculan. Masalah tersebut bahkan kembali terungkap saat Gubernur Papua Barat Daya dan Bupati Raja Ampat melakukan blusukan, beberapa waktu lalu.
Dalam kunjungan itu, sejumlah pedagang menyampaikan langsung persoalan yang mereka hadapi kepada kedua pejabat tersebut. Mereka menilai program studi tiru yang dilaksanakan pada Juli 2025 lalu hanya sekadar kegiatan tanpa hasil konkret.
“Kalau hasil studi tiru dan bimbingan teknis di Jogja itu benar-benar diterapkan, harusnya ada perubahan positif di pasar. Faktanya, keluhan masih sama, tidak ada yang berubah,” ungkap salah seorang warga Waisai, Jumat (12/9/2025).
Warga itu juga mempertanyakan efektivitas program bimtek yang menelan anggaran daerah. Dia menyebut hingga kini belum ada perubahan yang dirasakan pedagang.
“Bimtek di Jogja itu manfaatnya apa? Apakah setelah pulang mereka sosialisasi atau terapkan ilmunya ke pelaku usaha? Atau hanya habis-habiskan anggaran saja?” ketusnya.
Disperindag Raja Ampat telah dikonfirmasi mengenai perihal hal ini. Namun, hingga berita ini ditayangkan belum ada keterangan resmi. (LP10/red)











