28.6 C
Manokwari
Jumat, September 5, 2025
28.6 C
Manokwari
More

    Papua Barat Deflasi, Papua Barat Daya Inflasi di Agustus 2025

    Published on

    MANOKWARI, LinkPapua.id – Dua provinsi di tanah Papua mencatat kondisi berlawanan pada Agustus 2025. Papua Barat mengalami deflasi, sedangkam Papua Barat Daya justru mencatat inflasi.

    Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Papua Barat mengalami deflasi year on year (y-on-y) sebesar 0,87 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 107,47. Penurunan harga terjadi di empat kelompok pengeluaran utama.

    “Deflasi y-on-y terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada empat kelompok pengeluaran,” tulis BPS dalam laporan resmi dikutip LinkPapua.id, Rabu (3/9/2025).

    Baca juga:  Ekonomi Papua Barat-Papua Barat Daya Kompak Tumbuh di Triwulan I 2025

    Kelompok yang mengalami penurunan harga adalah makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,39 persen. Kemudian pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen, perlengkapan rumah tangga 1,13 persen, dan transportasi 4,58 persen.

    Sementara itu, kenaikan harga tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,29 persen. Disusul kelompok restoran 3,80 persen, rekreasi 2,50 persen, serta pendidikan 1,64 persen.

    BPS juga mencatat deflasi month to month (m-to-m) Papua Barat sebesar 0,99 persen. Sedangkan deflasi year to date (y-to-d) tercatat 0,44 persen.

    Baca juga:  Tiongkok Masih Jadi Tujuan Ekspor Tertinggi Papua Barat

    Berbeda dengan Papua Barat, Papua Barat Daya justru mengalami inflasi. Inflasi y-on-y provinsi termuda ini tercatat sebesar 1,88 persen dengan IHK 107,16.

    “Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sorong Selatan sebesar 2,29 persen dengan IHK sebesar 111,16 dan inflasi terendah terjadi di Kota Sorong sebesar 1,74 persen dengan IHK sebesar 107,02,” tulis BPS.

    Kenaikan harga di Papua Barat Daya dipicu oleh beberapa kelompok pengeluaran. Tertinggi berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,66 persen serta transportasi 3,13 persen.

    Baca juga:  RSU Papua Barat Segera Punya Nama, Tunggu Keputusan Gubernur

    Sektor lain yang mengalami kenaikan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,74 persen. Disusul restoran 2,62 persen, kesehatan 1,56 persen, pendidikan 1,22 persen, serta rekreasi 1,04 persen.

    Adapun kelompok yang justru mengalami penurunan harga adalah pakaian dan alas kaki sebesar 2,05 persen. Kemudian perlengkapan rumah tangga turun 0,36 persen, serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,80 persen.

    Papua Barat Daya juga mencatat inflasi m-to-m sebesar 0,87 persen. Sedangkan inflasi y-to-d tercatat 1,72 persen. (*/red)

    Latest articles

    Prof Roni Bawole Bawakan Kuliah Umum di UNCRI, Kupas Integrasi Hukum,...

    0
    MANOKWARI, LinkPapua.id - Universitas Caritas Indonesia (UNCRI) Manokwari, Papua Barat, menggelar kuliah umum menghadirkan Prof Roni Bawole. Dia membawakan materi bertajuk “Integrasi Hukum, Ekonomi,...

    More like this

    Prof Roni Bawole Bawakan Kuliah Umum di UNCRI, Kupas Integrasi Hukum, Ekonomi, dan Sains

    MANOKWARI, LinkPapua.id - Universitas Caritas Indonesia (UNCRI) Manokwari, Papua Barat, menggelar kuliah umum menghadirkan...

    UNCRI Gelar Kuliah Umum Hadirkan Prof Rudi Maturbongs Bahas Biodiversitas

    MANOKWARI, LinkPapua.id - Universitas Caritas Indonesia (UNCRI) Manokwari, Papua Barat, menggelar kuliah umum dengan...

    APBD 2024 Teluk Wondama Disepakati Jadi Perda, Realisasi Pendapatan Turun 8,64%

    TELUK WONDAMA, LinkPapua.id - DPRK Teluk Wondama, Papua Barat, menyepakati Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD...