28.4 C
Manokwari
Kamis, Agustus 7, 2025
28.4 C
Manokwari
More

    Undang-Undang Sektoral Sebabkan Otsus ‘Pincang’

    Published on

    MANOKWARI, Linkpapua.com – Ketua Panitia Khusus (Pansus) DPR RI Rancangan Undang-Undang (RUU) perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) Papua, Komarudin Watubun mengatakan, masalah dari implementasi Otsus bukanlah soal kewenangan, tetapi konsistensi pelaksanaannya.

    “Soal kewenangan itu memang sudah ada dalam undang-undang. Tetapi tadi banyak (peserta rapat) yang mengakui, bahwa ini bukan masalah kewenangan tetapi konsistensi dalam pelaksanaan undang-undangnya yang tidak berjalan,” ujar Watubun usai rapat pembahasan revisi Otsus di lantai 1 Kantor Gubernur Papua Barat, Manokwari, Senin (3/5/2021).

    Baca juga:  Ada 7 Daerah di RI, Kemenpan RB juga Pantau Jabatan Kritikal di Papua Barat

    Watubun melanjutkan, bahwa salah satu faktor yang menyebabkan Otsus berjalan ‘pincang’ ialah ego sektoral. Sebab, masih banyak Undang-undang Sektoral yang menabrak Undang-undang Otsus. Ketidakselasaran ini menciptakan ego sektoral antar instansi, sehingga menyebabkan pelaksanaan Otsus berjalan pincang.

    Untuk itu, dalam rapat tersebut Pansus RUU Otsus mengajak Dirjen Otonomi Daerah (Otda), pihak Kementerian Keuangan, pendidikan serta Kementerian Koperasi dan UKM terlibat langsung dalam rapat agar mengetahui masalah secara pasti, bahwa di wilayah tanah Papua ada pemberlakuan kekhususan.

    “Kami disini untuk menginventarisir masalah, untuk itu pihak-pihak tersebut dilibatkan langsung agar mengetahui, sehingga pemerintah sebagai eksekutor dari Undang-undang Otsus tidak lagi membuat aturan yang bertabrakan dengan Undang-undang Otsus,” ujar Watubun. “Evaluasi perubahan, pemerintah jangan buat Otsus disini (Papua) tetapi tidak konsisten,” katanya lagi.

    Baca juga:  100 Persen, 821 Casis Lulus Bintara Polri TA 2023 di Papua Barat

    Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PDI-Perjuangan itu menambahkan, pembahasan RUU perubahan kedua Otsus tak hanya sampai disini. Hasil pembahasan dalam pertemuan hari ini akan dilanjutkan lagi, dengan melibatkan sejumlah pihak terkait. Diantaranya, ialah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), termasuk Panglima TNI dan Kapolri.

    Baca juga:  Dinas Pariwisata PB Puji Peran PPA Bangkitkan Kreativitas Perempuan Arfak

    “Rapat Dengar Pendapat (RDP) masih akan berjalan karena bicara Otsus itu harus melibatkan semua sektor, apalagi salah satu masalah yang diangkat di Papua ini adalah keamanan,” ujar Watubun. “Keterlibatan TNI/Polri supaya ada gambaran soal kebijakan tentang penanganan pengamanan di wilayah Papua dalam rangka Otsus,” katanya lagi.

    Watubun berharap, dari pembahasan ini pemberlakukan kekhususan di tanah Papua benar-benar dapat berjalan maksimal. Bukan hanya sekadar bagus atau berlaku diatas kertas saja, tetapi pelaksanaannya benar-benar dapat terimplementasikan.(LP7/red)

    Latest articles

    Pemprov Papua Barat Daya Latih OAP Jadi Pemandu Selam Bersertifikat

    0
    RAJA AMPAT, LinkPapua.id - Pemprov Papua Barat Daya membekali orang asli Papua (OAP) dengan sertifikasi pemandu selam profesional. Pelatihan ini digelar di D’Coral Paradise...

    More like this

    Polres Fakfak dan Kesbangpol Gelar Sosialisasi Pencegahan Radikalisme kepada Paskibraka 2025

    FAKFAK, Linkpapua.id— Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia serta membentengi...

    Perayaan 665 Tahun Masuknya Islam ke Tanah Papua jadi Moment Penting Perkokoh Silaturahmi

    MANOKWARI, Linkpapua.id- Pemerintah Papua Barat bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat menggelar peringatan...

    Pendataan OAP 86 Persen, Disdukcapil Papua Barat Jemput Bola ke Kampung-Kampung

    MANOKWARI, LinkPapua.id – Pendataan orang asli Papua (OAP) di Papua Barat sudah mencapai 86...